🐗 Analisis Puisi Kepada Peminta Minta

Fransori(2017) dengan judul penelitian ”Analisis Stilistika pada Puisi Kepada Peminta-Minta . JURNAL ILMIAH BINA EDUKASI ISSN 1979-8598 E-ISSN: 2655-8378 Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Kemudian dari aspek batin Tidaksemua minta tolong kepada makhluk itu syirk, selama > kita tidak menganggap makhluk itu sebagai Tuhan. Kaum Muslim dari > Nabi saw tidak akan peminta syafaatnya sebagai "saudara yang saleh." > > Mitos 4: Haram mohon syafaat kepada orang yang sudah mati > Tak ada seorang pun di antara sahabat yang mendengar puisi itu > analisispuisi peminta-minta 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi. Dalam hal ini setiap penulis memiliki cara dalam mengemukakn gagasan dan gambarannya untuk menghasilkan efek-efek tertentu bagi pembacanya. Secara menyeluruh kajian Fransori(2017) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Stilistika Pada Puisi Kepada Peminta-minta Karya Chairil Anwar”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan aplikasi kajian stilistika pada puisi. Hasilanalisis makna tiap bait harus sampai pada makna lambang yang diemban oleh puisi tersebut. Kekasih tokoh aku lirik adalah kiasan dari cita-cita aku lirik yang sukar dicapai. Dalam puisi Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar terdapat bahasa figuratif yang muncul yaitu pada baris ke 4 dan 21. Merupakan majas hiperbola yang bersifat ANALISISMAKNA BAHASA PUISI CHAIRIL ANWAR PADA KUMPULAN PUISI . KERIKIL TAJAM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI . SMA . Oleh: Cendra Gayatri, Anang Zubaidi Soemerep, Murahim . PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH . FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN . 9 Bacalah kutipan puisi berikut Gadis peminta – minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil 1) Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka 2) Tengadah padaku, pada bulan merah jambu 3) Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa 4) Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil 5). Karya: Toto Sudarto Bahtiar Dikutip dari: . 3 Oktober 2016 Larik yang menyimbolkan Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia ingat atau takut." Imam Al-Ghazali menyarankan, mencegah kemungkaran kepada pemimpin atau penguasa, menegur, dan menasihatinya harus dengan lembut. Perhatikancuplikan puisi yang berjudul “Gadis Peminta-Minta” karya Toto Sudarto Bachtiar berikut! Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kecil untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang VSZ5P. AbstractKarya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai media untuk menemukan nilai estetisnya. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra. Penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam karya sastra yang diciptakan sendiri oleh pengarang. Oleh sebab itu, tujuan analisis puisi ini adalah mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan aplikasi kajian stilistika pada puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar. Berdasarkan pendekatan stilistika yang dikemukakan sebagai dasar untuk kajian teori yang digunakan dalam analisis. Pendekatan ini mempegaruhi daya cipta dalam sebuah puisi, sebagai contoh puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang dikaji dari struktur pembentukan kata fisik dan unsur jiwa pembangunnya, yaitu struktur batin. Dalam kajian puisi tersebut, menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Sikap Chairil Anwar yang kritis dalam menampilkan gambaran yang sesungguhnya tentang kehidupan rakyat miskin atau kaum melarat. Hal ini mampu menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada pembaca, bagaimana sikap dan perilaku yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Kemudian dari aspek batin, bagaimana Chairil Anwar yang memiliki sikap ekspresionisme memberikan sajian puisi yang ekspresif. Puisi ini juga menunjukkan sikap sosial dan kenyataan yang terjadi pada masyarakat. Kata-kata kunci analisis stilistika, A. 2017. Analisis Stilistika pada Puisi Kepada Peminta-Minta Karya Chairil Anwar. DEIKSIS, 901, 1. SeniorityPhD / Post grad / Masters / Doc 1647%Readers' Discipline Kepada Peminta-minta Chairil Anwar Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Jangan lagi kamu bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap juga. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah Mengganggu dalam mimpiku Menghempas aku di bumi keras Dibibirku terasa pedas Mengaum di telingaku Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segela dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku Analisis Puisi Menggunakan Kritik ObjektifStruktur Karya Sastra Puisi di atas terdiri dari lima bait dan tiap bait terdapat empat baris. Seluruh bait dan baris itu si aku mengungkapkan sebuah rasa yang tidak nyaman. Seperti rasa takut, sesal, marah terhadap hidupnya sendiri. Puisi ini cukup abstrak karena dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pandang. Banyak terdapat konotasi dalam puisi ini. Terdapat citraan yang bisa menguatkan penafsiran kita. Dalam hasil pembacaan puisi ini, dapat diartikan bahwa si peminta-minta itu adalah seorang pengemis dalam arti sesungguhnya. Dan si aku adalah seorang yang melihat si peminta-minta, si aku merasa bersalah ketika melihat keadaan si peminta-minta yang begitu mengenaskan. Lebih-lebih si aku merasa terpojok ketika si peminta-minta melihat si aku dengan tatapan yang mengingatkan akan segala dosa si aku. Rasa gelisah melihat penderitaan sesama sangat kuat dirasakan oleh si aku. a. Diksi Pilihan kata dalam puisi berjudul “Kepada Peminta-minta” menggunakan kata-kata yang bernada penuh penyesalan, dipantulkan oleh kata-kata Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Pilihan kata dalam puisi berjudul “Kepada Peminta-minta” ada yang susah untuk dijelaskan tetapi hal itu dianggap lebih kreatif dan juga berupa citraan kesakitan yang menunjukkan koherensi yang kuat, sebagai berikut darahku jadi beku, sudah tercacar, nanah meleleh, kau usap juga, mengerang, menetes, merebah, mengganggu, menghempas di bumi keras, bibirku terasa pedas, mengaum di telingaku, segala dosa, darahku jadi beku. Semua itu menunjukkan bahwa orang yang sadar kepada dosa-dosanya itu rasanya sangat sakit dan sangat menderita dan tersiksa. Dalam puisi tersebut si aku merasa terkejar-kejar oleh rasa dosa karena ada seorang “Peminta-minta” yang selalu memandangnya, yang selalu menatapnya. Si aku sadar akan sodanya kepada Dia Tuhan. Si aku merasakan rasa dosanya itu begitu mencekam. Rasanya dosa si aku itu sudah tercermin dalam muka si peminta-minta seolah-olah si peminta-minta itu selalu mengingatkan rasa dosa si aku di mana ia berada. Rasa dosa itu begitu hebat sehingga mengganggu sampai ke mimpi. Si aku berjanji akan selalu mengingat Tuhan dan menyerahkan dirinya. Ia sudah sadar dan merasa betul-betul bersalah, maka ia sangat tersiksa bila ditentang lagi diperingatkan akan dosa-dosanya membuat ia mati ketakutan karena rasa dosa tersebut. Saya kira yang di lakukan Chairil dalam terjemahannya adalah usaha memberikan makna akan sajak terjemahan bebas kreatifitasannya. Proses kreatif dalam penciptaan sajak-sajak terjemahan itu berlangsung melalui pemilihan kata dalam puisi tersebut untuk memperkaya bahasa Indonesia dalam pengucapan seni puisi. b. Sudut Pandang Puisi ini cukup sederhana tetapi cukup mampu mengundang berbagai tanggapan diantara pengamat sastra. Hal itu disebabkan karena pengamat yang bersangkutan mengacaukan pengertian si aku sebagai pengarang sekaligus pelaku. Ada pula yang menganggap puisi ini sebagai simbolis cerita realis. Masuknya si aku ke dalam struktur penceritaan tentu bukan tanpa motif tertentu, yang kerapkali tidak dinyatakan secara eksplisit. Pengamat belum melihat sisi pembedaan, kemungkinan besar akan menghasilkan penilaian yang kurang tepat. c. Setting Pelukisan latar tempat dalam puisi ditunjukkan oleh citra-citra kehidupan yaitu pada bait pertama yang menyadari akan dosa yang telah diperbuat di dunia. Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku d. Tokoh Si aku dalam puisi diatas lebih bertindak sebagai pelaku yang dimanfaatkan sebagai latar. Pada dasarnya puisi Kepada Peminta-minta menceritakan bahwa si aku mengungkapkan sebuah rasa yang tidak nyaman. Seperti rasa takut, sesal, marah terhadap hidupnya sendiri. Puisi ini cukup abstrak karena dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pandang. Banyak terdapat konotasi dalam puisi ini. Terdapat citraan yang bisa menguatkan penafsiran kita. Dalam hasil pembacaan puisi ini, dapat diartikan bahwa si peminta-minta itu adalah seorang pengemis dalam arti sesungguhnya. Dan si aku adalah seorang yang melihat si peminta-minta, si aku merasa bersalah ketika melihat keadaan si peminta-minta yang begitu mengenaskan. Lebih-lebih si aku merasa terpojok ketika si peminta-minta melihat si aku dengan tatapan yang mengingatkan akan segala dosa si aku. Rasa gelisah melihat penderitaan sesama sangat kuat dirasakan oleh si aku. e. Kata konkret Kata konkret menumbuhkan pengimajian dalam pikiran pembaca. Si aku merasakan dosanya itu begitu mencekam. Maka, si aku meminta kepada peminta-minta itu jangan bercerita tentang dosa-dosa manusia si aku. Rasanya dosa si aku itu sudah tercermin dalam muka si peminta-minta itu, misalnya pada bait kedua /Sudah tercacar semua di muka/ /Nanah meleleh dari muka/ Seperti kata kena cacar dan bernanah, selalu meleleh, dan selalu diusap oleh si peminta-minta sambil berjalan. Seolah-olah si peminta-minta itu selalu mengingatkan rasa dosa si aku di mana pun ia berada. Selain itu, pada bait keempat, rasa dosa itu begitu hebatnya sehingga mengganggunya sampai ke mimpi si aku. Rasanya si aku seperti dihempaskan di bumi yang keras oleh rasa dosa yang selalu mencekamnya, selalu mengejar-ngejarnya. Hal itu membuat bibirnya pedas dan telinganya mengaum karena sakitnya. Mengganggu dalam mimpiku/ Menghempas aku di bumi keras/ Di bibirku terasa pedas/ Mengaum di telingaku/. Selain dikonkretkan, untuk menyatakan betapa tersiksanya si aku juga dipergunakan dalam sajak tersebut sarana kiasan atau bahasa figuratif. f. Bahasa figuratif Dalam sajak tersebut sarana retorika yang dominan adalah hiperbola, yaitu sarana yang melebih-lebihkan suatu hal atau keadaan, dan menimbulkan tanggapan yang konkret kepada pembaca. Misalnya sebagai berikut. Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. …. Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka …. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Mengganggu dalam mimpiku Menghempas aku di bumi keras g. Versifikasi Versifikasi dalam puisi ini masih mengikuti pola puisi lama. Rima akhir setiap bait adalah sebagai berikut /ia-sa-ku-ku aabb. ta-ka-ka-ga aaaa, ah-ang-ang-ah abba, ku-as-as-ku abba, dan ia-sa-ku-ku aabb. Pola ini mengingatkan kita pada syair, pantun, dan puisi baru. Namun karena struktur lainnya tidak sama, maka puisi di atas bukan puisi lama tetapi merupakan puisi baru. Pola rima akhir pada bait kedua berubah menjadi /aaaa/ bukan /aabb/ begitu juga pada bait ketiga dan keempat berubah menjadi pola /abba/. Ritma puisi berupa ikatan yang mengikat bait dengan menggunakan keterangan kalimat. Pada bait pertama digunakan /baik,baik/, pada bait kedua digunakan /jangan lagi/, pada bait ketiga digunakan /bersuara tiap/, pada bait keempat digunakan /mengganggu/, pada bait terakhir digunakan /baik,baik/. Setiap bait puisi itu diikat dengan kata pengikat sehingga pada permulaan bait seakan muncul sebuah gelombang irama baru. Puisi Kepada Peminta-minta Karya Chairil Anwar Kepada Peminta-minta Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari muka Sambil berjalan kau usap juga. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah. Menghempas aku di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku. Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Juni, 1943Puisi Kepada Peminta-mintaKarya Chairil AnwarBiodata Chairil AnwarChairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 pada usia 26 tahun.Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.

analisis puisi kepada peminta minta